Donut jelly beans toffee cheesecake wafer dragée bonbon. Carrot cake caramels muffin macaroon bear claw. Ice cream unerdwear.com lemon drops donut oat cake cheesecake. Marshmallow dragée ice cream muffin candy canes. Read more
Piano and Guitar

Tana Luwu: Cerita dan Peristiwa
Editor: Hisbullah, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-5802-05-8
Cetakan Pertama, Maret 2018
Ukuran: 14 X 21 cm; Halaman: viii + 68
Gambar Sampul: http://tana-luwu.blogspot.co.id/2016/08/tokoh-dan-pahlawan.html
Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah tercurah, sehingga buku kumpulan Cerita Rakyat karya mahasiswa-mahasiswi kelas PGMI C semester IV ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari disusunnya buku ini adalah memperluas ilmu pengetahuan tentang cerita terdahulu yang kami sajikan dalam buku ini.
Tersusunnya buku ini tentu bukan dari usaha kami sendiri melainkan dukungan moral dan material dari berbagai pihak, dengan dukungan tersebut sangatlah membantu dalam menyusun buku ini. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan pihak-pihak lainnya yang membantu kami.
Buku yang tersusun ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih baik nantinya.
Palopo, Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar – v
Daftar Isi – vii
Indah lestari – 1
Nurul Aulya Ikbal – 5
Rina – 9
Rini – 16
Vera Angriani -19
Yeni Arsyad – 21
Ica Novita Sari – 24
Fingki Tandi – 29
Fitria Mutmainnah – 32
Suharniati – 34
Irdayanti – 35
Ismail Amir – 37
Imaniar Ruanmus – 39
Megawati – 40
Novita – 42
Sarifah Musdalifah – 43
Suci Ramadhani – 46
Akmal – 49
Hasnah N – 52
Asmaul Husna – 54
Nurmiati – 57
Adelia Sipra Nandja – 59
Wanda Sari – 62
Ayu Lestari – 65
KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penulis: Lilis Suryani, S.Pd., M.Pd.
Editor Isi: Hisbullah, S.Pd., M.Pd.
Editor Bahasa: Firman, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-5802-11-9
Cetakan Pertama, Agustus 2018
Ukuran: 14 X 21 cm; Halaman: viii + 90
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (SD) merupakan mata kuliah khusus yang muatan materinya berlandaskan sosial. isi buku ini mencakup: Rasional mempelajari IPS, hakekat, tujuan dan sejarah perkembangan IPS. Konsep dasar ilmu sosial meliputi geografi, ekonomi, sosiologi, politik, psikologi, antropologi dan sejarah. Struktur ilmu, fakta, konsep, generalisasi, dan teori IPS. Selanjutnya materi Ilmu Pengetahuan Sosial di SD mengenai manusia dan lingkungannya, jenis dan karakteristik lingkungan alam, sosial dan budaya. Perjuangan bangsa Indonesia. Ekonomi dan koperasi. Sistem administrasi wilayah Indonesia. Keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia, negara tetangga dan benua-benua di dunia.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta petunjuk sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa khususnya yang memprogram mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih.
Palopo, Agustus 2018
Penulis,
Lilis Suryani, S.Pd., M.Pd.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar – v
Daftar Isi – vii
BAB I HUBUNGAN IPS DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL
Perkembangan IPS – 4
BAB II KONSEP DASAR ILMU SOSIAL
BAB III STRUKTUR ILMU-ILMU SOSIAL
dan Teori – 17
BAB IV MANUSIA DAN LINGKUNGAN
BAB V JENIS DAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN
ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA
Terhadap Manusia – 33
BAB VI MATERI IPS DI SEKOLAH DASAR
Indonesia – 54
dan Buatan di Indonesia – 58
Di Negara-Negara Tetangga – 65
Negara Tetangga – 68
dan Buatan Benua-Benua di Dunia – 68
DAFTAR PUSTAKA – 83
RIWAYAT HIDUP – 89
BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI
Penulis:
Sukirman Nurdjan, S.S., M.Pd.
Firman, S.Pd., M.Pd.
Mirnawati, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-73433-6-8
Mata kuliah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa sebagai instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa menuju terbentuknya masyrakat terpelajar yang mahir berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara tertulis maupun secara lisan.
Mahasiswa perlu ditingkatkan kesadarannya bahwa bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Hal ini mengingat bahasa Indonesia merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta, serta pikir, baik secara etis, estetis, maupun secara logis. Warga negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesia yang akan dapat menjadi warga negara yang mampu memenuhi kewajibannya di mana pun mereka berada di wilayah tanah air dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah NKRI. Oleh karena itu, bahasa Indonesia masuk ke dalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai insan terpelajar akan terjun ke dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pemimpin dalam lingkungannya masing-masing.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi emas Indonesia..
DAFTAR ISI
Kata Pengantar – v
Daftar Isi – vii
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
BAB II BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
BAB III DIKSI (PILIHAN KATA)
BAB IV PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT
BAB V PEMBENTUKAN PARAGRAF
BAB VI KETERAMPILAN MEMBACA
BAB VII KETERAMPILAN MENULIS
BAB VIII KETERAMPILAN BERBICARA
DAFTAR PUSTAKA – 139
TENTANG PENULIS – 141
Link Download buku Al-Lugah al-’Arabiyyah Tharaiquha wa Wasail Ta’limiha
atau Klik di sini
اللغة العربية طرائقها ووسائل تعليمها
Penulis: Dr. KARTINI, M.Pd.
Editor: Dr.Muhaimin,M.A. & Mustafa, S.Pd.I., M.Pd.I.
ISBN: 978-602-5802-23-2
Cetakan Pertama, Januari 2019
Ukuran: 15 X 23 cm; Halaman: x + 242
Perancang Sampul: Firman Malewa
Tata Letak: Andi Hafizah Qurrota Ayun
أعوذ بالله من الشيطن الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
المقدمة
الحمد الله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعن، أما بعد.
هذا كتاب في طريقة التعليم اللغة العرية ووسيلة تعليمها، ألفت لإستخدام طلبة اللغة العربية في مادة تعليم اللغة العربية.
إن الكتاب يقع في ثلاثة أبواب، وتباين فصلان في كل باب تبعا لمحتوى الباب وطبيعته. فقد جاء الباب الأول ( مكونات اللغة العربية ومهاراتها). الفصل الأول مستملا على النظام الصوتى، النظام الصرفى، النحو والتراكيب، والنظام الدلالى. والفصل الثانى مشتملا على أربعة مهارات اللغة:المهارة الاستماع، والمهارة الكلام، والمهارة القراءة، والمهارة الكتابة.
والباب الثانى (طرائق التعليم )، يشتمل على أنواع من طرق تعليم اللغىة العربية مثل : طريقة الإلقائية التقليدية (المحاضرة)، و طريقة القواعد والترجمة، طريقة الإستقرائية والهربارت، طريقة المناقشة، طريقة النشاط، طريقة القراءة الطريقة السمعية الشفوية، الطريقة المعرفية وغير ذلك.
وأما الباب الثالث ( وسائل تعليم اللغة العربية) يشتمل على أنواع من وسائل التعليم، الوسائل التعليم والتدريس اللغة كلغة أولى مثل: الوسائل التعليم الحسية، الوسائل اللفظية، السبورة الطباشير، السبورة الوبرية، السبورة الاخبارية، التلفيزيون، الرحلات، الصور النماذج العينات. والوسائل التعليمية وتدريس اللغة العربية كلغة ثانية: الوسائل التعليم لتدريس الاستماع، الوسائل التعليمية لتدريس التعبير الشفهى، الوسائل التعليمية لتدريس القراءة، الوسائل التعليمية لتدريس الكتابة.
ان بلوغ الكمال أمر صعب للغاية لمن يبتغى فضل الله فيما يعمل، فالكمال على الله وحده، جل شأنه وتعالى قدره. ولهذا ارجو أن يكون هذا الجهد المتواضع فيه بعض من الفائدة، وأرجو ان أتدارك النقص والخطأ في طبعات لاحقة، فالهدف ابتغاء فضل الله ورعايته وتوجهة، نحو علم ينفع وجهد يفيد وعلى الله قصد السبيل.
المؤلفة
كارتينى
Keterampilan berbahasa merupakan sebuah keterampilan yang wajib dimiliki peserta didik. Melalui keterampilan berbahasa seseorang bisa mahir melakukan komunikasi yang positif, dan produktif. Keterampilan berbahasa telah diajarkan sejak seseorang duduk di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi sehingga seyogyanya pebelajar sudah terampil berbahasa. Namun faktanya di perguruan tinggi, masih saja ditemukan mahasiswa yang tidak mampu menulis sesuai dengan ejaan yang tepat, dan tidak berani dalam menyampaikan pendapat. Hal ini tentu dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman mahasiswa mengenai menulis dan berbicara. Beberapa faktor penyebabnya diindikasi dari ketidakmampuan mahasiswa menyimak materi dan kurangnya pengetahuan mahasiswa karena kurang membaca.
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Keempat keterampilan tersebut, memiliki keutamaan, dan kaitan satu sama lain yang harus dikuasai oleh seorang pebelajar. Keempat keterampilan tidak serta merta dikuasai tetapi perlu latihan yang intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1993:1) bahwa keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Buku ini didesain untuk membuat mahasiswa terampil berbahasa melalui pembelajaran berbasis teks. Pada tahap awal mahasiswa diharapkan mampu menumbuhkan kembali kesadaran berbahasa Indonesia dengan memberikan materi Pengantar bahasa Indonesia. Lalu membangun konsep mahasiswa tentang dasar-dasar bahasa Indonesia. Dasar-dasar ini penting, sebagai pondasi untuk menulis teks akademik. Setelah membahas tentang dasar-dasar bahasa Indonesia, mahasiswa diharapkan mampu membuat teks akademik.
Manajemen Pendidikan Berbasis Madrasah
Penulis: Makmur, S.Pd.I., M.Pd.I. & Suparman, S.Pd.I., M.Pd.I.
Editor Isi: Hisbullah, S.Pd., M.Pd.
Editor Bahasa: Mirnawati, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-5802-08-9
Cetakan Pertama, April 2018
Ukuran: 14 X 21 cm; Halaman: viii + 58
Perancang Sampul: Chandra Adi Wiguna
Tata Letak: Andi Hafizah Qurrota Ayun
Pengantar
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain melalui perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, sarana pendidikan, pengembangan materi ajar, serta pelatihan bagi tenaga pendidik[1] dan tenaga kependidikan[2] lainnya.
Output pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah kualitasnya. Hal ini ditandai oleh sering terjadinya tawuran antar pelajar di berbagai kota ditambah lagi dengan sejumlah perilaku mereka yang menjurus kriminal, penyalahgunaan narkoba yang terus meningkat, dan pergaulan bebas di kalangan remaja. Ini merupakan bukti bahwa pendidikan di negeri ini tidak berhasil membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian Islami. Apabila dunia pendidikan tidak segera diatasi secara cepat dan tepat, maka tidak mustahil sektor ini akan ditinggalkan oleh zaman. Dengan begitu, diperlukan adanya kesadaran untuk menampilkan lembaga pendidikan yang berkualitas dalam usaha memecahkan dan merespons berbagai tantangan baru yang timbul di setiap zaman.[3]
Demikian juga dalam komparasi dunia internasional, mutu pendidikan Indonesia berada pada posisi yang rendah. Hal ini menuntut segenap lembaga pendidikan yang ada di negeri ini untuk bangkit dan berjuang dalam usaha memperbaiki pendidikan agar menjadi lembaga yang berkualitas dan dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia.[4]
Kedudukan pendidikan di Indonesia merupakan hal yang penting dan mendasar, karena dengan melalui pendidikan maka usaha-usaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang adil dan makmur sebagai cita-cita seluruh bangsa dapat diwujudkan secara memadai. Secara eksplisit hal tersebut tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menegaskan bahwa salah satu tujuan kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih tegas lagi, pentingnya pendidikan termaktub dalam pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD 1945 yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, dan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.
Merujuk pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan pendidikan adalah salah satu urusan wajib yang menjadi wewenang pemerintah kabupaten/kota. Di sisi lain, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.[5]
Dua landasan normatif tersebut sebenarnya sudah cukup menjadi rambu-rambu bagi pelaksanaan desentralisasi pendidikan. Akan tetapi, perlu juga adanya standarisasi dan pengendalian mutu secara nasional sebagai upaya membentuk kesatuan referensi dalam mencapai pendidikan yang berkualitas. Standar pendidikan ini telah diperkuat dengan adanya PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.[6]
Reformasi bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yang otonomisasi dan demokratisasi. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah telah meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu yang diotomisasikan bersama sektor-sektor pembangunan yang berbasis kedaerahan lainnya seperti kehutanan, pertanian, koperasi dan pariwisata. Otonomisasi sektor pendidikan dilimpahkan pada madrasah, agar kepala madrasah dan guru memiliki tanggung jawab besar dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Baik dan buruknya kualitas hasil belajar siswa menjadi tanggung jawab guru dan kepala madrasah, karena pemerintah daerah hanya memfasilitasi berbagai aktivitas pendidikan, baik sarana-prasarana, ketenagaan, maupun berbagai program pembelajaran yang direncanakan sekolah.[7]
Melalui Manajemen Berbasis Madrasah[8] diyakini bahwa prestasi belajar siswa lebih mungkin meningkat jika manajemen pendidikan dipusatkan di sekolah ketimbang pada tingkat daerah. Kepala madrasah[9] cenderung lebih peka dan sangat mengetahui kebutuhan murid dan madrasahnya ketimbang para birokrat di tingkat pusat atau daerah. MBM memberikan kesempatan pengendalian lebih besar bagi kepala madrasah, guru, murid, dan orang tua atas proses pendidikan di madrasah mereka.
Sedangkan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan diadakannya otonomi pendidikan, otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta agar madrasah lebih tanggap terhadap kebutuhan lingkungan setempat.[10] Otonomi juga diartikan sebagai kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Jadi otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasioanl yang berlaku.[11]
Dalam pemberian otonomi pendidikan pada suatu daerah ini dilakukan sebagai sarana peningkatan efisiensi pemerataan pendidikan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas. Secara esensial, landasan filosofis otonomi daerah adalah pemberdayaan dan kemandirian daerah menuju kematangan dan kualitas masyarakat yang dicita-citakan.
Di sisi lain, otonomi pendidikan ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di madrasah atau sekolah agar mengakomodasi kemajuan dan sistem yang ada di madrasah. Dalam kerangka inilah, Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) tampil sebagai alternatif paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan.
[1]Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebatas lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
[2]Tenaga kependidikan meliputi: pengelola satuan pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
[3]Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Bogor : Kencana, 2003), h.159.
[4]Hari Suderadjat, Sebuah Pengantar: Pendidikan Berbasis Luas (BBE) yang Berorientasi pada Kecakapan Hidup (Life Skill) (Cet. ke-3; Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika, 2003), h. i.
[5]Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Cet. II; Jogjakarta : Ircisod, 2011), h. 68.
[6]Ibid, h. 68.
[7]Lihat Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokatis (Jakarta: Kencana 2004), h. 37.
[8]Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) sama maknanya dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Oleh karena itu, apabila dalam tesis ini terdapat kata MBM maka yang di maksud oleh penulis adalah MBS.
[9]Kata madrasah sama halnya dengan sekolah, maka dalam penulisan tesis ini di difokuskan memakai kata madrasah.
[10]Hasbullah, Otonomi Pendidikan “Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelanggaraan Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 82.
[11]Ibid., h.76.
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Penulis: Dr. Mahadin Shaleh, M.Si.
Editor Isi: Nurdin Batjo, M.M.
Editor Bahasa: Firman, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-5802-06-5
Cetakan Pertama, April 2018
Ukuran: 15,5 X 23 cm; Halaman: viii + 78
Perancang Sampul: Chandra Adi Wiguna
Tata Letak: Andi Hafizah Qurrota Ayun
Sejarah terbentuknya sebuah organsisasi sesungguhnya telah seusia dengan peradaban manusia di buka bumi ini. Sejak hidup manusia pertama, telah menyatukan diri dengan orang lain untuk mencapai tujuan hidupnya. Tetapi pada faktanya tidak semua orang menyadari bahwa mereka sebenarnya telah berorganisasi. Pentingnya berorganisasi ini telah diungkapkan oleh sahabat nabi empat belas abad yang lalu bahwa kejahatan yang terorganisasi dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisasi. Tetapi kesadaran berorganisasi itu agak lambat perjalanannya dibandingkan kemajuan peradaban manusia. Karena organisasi barulah dirasa sangat penting dalam beberapa dasawarsa terakhir. Ciri utama sebuah organisasi adalah sekelompok orang yang berinteraksi dan bekerjasama yang berpegang pada komitmen atas etika, norma, peraturan serta kebijakan yang telah disepakati untuk ditaati bersama demi kelangsungan organisasi.
Terdapat dua hal utama yang dikaji dalam buku ini, yaitu komitmen organisasi dan kinerja pegawai. Komitmen organisasi mengacu pada tanggung jawab pegawai kepada organisasi. Sedangkan kinerja pegawai mengacu pada prestasi kerja seorang pegawai dalam periode tertentu dibandingkan standar, target, sasaran, atau kriteria yang harus dicapai.